Avatar 2: The Way of Water yang dirilis serentak di seluruh dunia saat liburan Natal dan Tahun Baru 2022 2023 menuai kontroversi. Film yang disutradarai oleh James Cameron dianggap rasis.
Baru-baru ini, masyarakat adat yang merupakan penduduk asli Amerika menyerukan gerakan boikot untuk membujuk orang agar tidak menonton film tersebut.
Apa yang membuat film Avatar 2 begitu penuh kontroversi hingga muncul gerakan boikot?
Avatar 2: Jalan Air sukses besar, tetapi kritik tajam juga mengiringi kesuksesan film tersebut. Film ini dikritik karena memainkan narasi “penyelamat kulit putih” alias mengagungkan ras kulit putih yang kerap berperan sebagai penyelamat.
Selain itu, kritik lain yang ditujukan pada film Avatar 2 adalah kritik mengenai penggunaan stereotip dan representasi masyarakat adat yang tidak tepat.
Yuè Begay, seorang seniman dan aktivis Navajo, menyerukan pemboikotan film tersebut dalam sebuah tweet yang telah disukai oleh lebih dari 47.000 orang.
Presiden dan CEO slot IllumiNative Crystal Echo-Hawk, kata karakter Sully, yang rasnya tidak disebutkan secara eksplisit tetapi status orang luarnya jelas setara dengan orang kulit putih, memainkan kiasan penyelamat kulit putih yang tidak cocok.
“(Cameron) mungkin bercerita tentang penjajahan, tapi dia menceritakannya melalui lensa orang kulit putih,” tambahnya, dikutip dari CNN rtp slot hari ini International, Sabtu (31/12/2022).
Andai saja Avatar 2 memiliki lebih banyak orang pribumi yang terlibat dalam produksi film tersebut, Echo-Hawk mengatakan Cameron seharusnya bisa menceritakan kisah yang lebih otentik.
“Sungguh arogan bahwa pembuat film kulit putih entah bagaimana bisa menceritakan sebuah cerita berdasarkan masyarakat Pribumi. Dan dia merasa dia mampu melakukannya lebih baik daripada yang bisa dilakukan oleh masyarakat Pribumi sendiri,” tambahnya.
Kearoganan Avatar 2?
Avatar: The Way of Water memperkenalkan orang Metkayina yang berasal dari karang kepada penduduk asli Māori. Film tersebut juga menampilkan Cliff Curtis, yang merupakan keturunan Māori, sebagai kepala suku Metkayina Tonowari. Namun banyak karakter lain yang masih disuarakan oleh aktor kulit putih.
Sebagai informasi, film Avatar 2 yang berdurasi 3 jam 10 menit merupakan salah satu film dengan durasi terlama. Selain durasinya, kostum para pemain juga tak kalah mencengangkan. Pembuatan kostum untuk Na’vi dalam film membutuhkan waktu berjam-jam.
Desainer Deborah Lynn Scott mengatakan bahwa ada kostum yang membutuhkan waktu pembuatan hingga 200 jam, atau setara dengan delapan hari penuh.
Menurut Scott, prosesnya dimulai dengan banyak penelitian dan pengembangan sebelum memutuskan desain produksi. Scott mengatakan dia dan timnya mengikuti template dari film pertama. “Kami juga membawanya ke standar yang lebih tinggi dan lebih rumit. Dengan dunia Na’vi, menurut saya rata-rata adalah 200 jam per garmen,” kata Scott seperti dikutip dari Variety.
“Ini di luar waktu penelitian sebelum memutuskan apakah materi tersebut akan dibuat dalam kehidupan nyata, dalam 3D, atau dilaminasi,” tambahnya.
Diakui Scott, kecanggihan teknologi seperti 3D printing sangat membantu produksi film. Teknik ini juga dikatakan telah membantu produksi kostum Avatar 2.